BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Dan Peradaban
Sejarah dalam bahasa arab, Tarikh
atau History (inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan
dengan kronologi berbagai peristiwa.[1]
Para ahli banyak mendifinisikan arti sejarah itu yang kesemuanya itu berintikan
pada kejadian yang telah terjadi pada masa lalu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang
benar-benar terjadi di masa lampau. Sedangkan menurut abd. Rahman as-sakhawi
bahwa sejarah itu adalah seni yang berkaitan dengan serangkaian anekdot yang
berbentuk kronologi peristiwa. Secara teknis, formula Nisar Ahmad Faruqi
menjelaskan formula yang digunakan dikalangan sarjana barat bahwa sejarah
terdiri atas ( man + time + space =history ).
Sedangakan peradaban adalah kemajuan
(kecerdasan, kebudayaan ) lahir batin, hal yang menyangkut sopan santun, budi
bahasa dan kebudayaan suatu bangsa.[2]
Peradaban islam adalah terjemahan dari kata arab Al-Hadharah Al Islamiyah.
Kata arab ini sering juga di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan
kebudayaan islam. Kebudayaan dalam bahasa arab adalah Al-Tsaqafah. Masih banyak
orang yang mensinonimkan dua kata “ kebudayaa” dan “peradaban”.
Dalam perkembagan ilmu antropologi sekarang kedua istilah itu di bedakan. Kebudayan adalah
bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan
manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan
peradaban. Kalau kebudayan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra,
religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi,
dan tekhnologi.[3]
Landasan peradaban islam adalah
kebudayan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan islam
adalah agama. Jadi, dalam islam, tidak seperti pada masyarakat yang meganut
agama bumi, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau
kebudayaan merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia, maka agama islam
adalah wahyu dari tuhan.
Jadi, sejarah peradaban islam adalah
kejadiaan atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang merupakan kemajuan
dan keberhasilan dalam membangun
kecerdasan suatu bangsa yang di
pelopori oleh orang orang islam pada masanya.
B.
Riwayat
Hidup Nabi Muhammad S.A.W
Nabi Muhammad Saw. Adalah
anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Ayahnya
be rnama Abdullah anak Abdul Muthalib,
seorang kepala suku quraisy yang besar pengaruhya. Ibunya adalah Aminah Binti
Wahab dari bani Zuhrah. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan nama tahun Gajah
(570 M).[4]
Dinamakan demikian, karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan
Habsyi ( Ethiopia), dengan menungang gajah menyerbu Mekkah untuk
menghancurkan Ka’bah.
Muhamad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya abdullah meniggal
dunia tiga bulan setelah dia menikahi aminah. Muhammad kemudian diserahkan
kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyah dari suku Banu Sa’ad. Dalam asuhanya Nabi
Muhammad besarkan sampai usia enam tahun ketika di kembalikan kepada ibunya.
Pada usia 6 tahun ibunya Aminah wafat ketika hendak menziarahi makam suaminya
di madinah, di desa abwa’ madinah. Kemudian nabi di asuh oleh kakek nya Abdul
Muthalib, kurang lebih dua tahun bersama kakek nya Abdul Muthalib wafat karena
sudah tua renta. Kemudian di asuh oleh pamannya Abu Thalib, dalam usia muda
nabi hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah.
Ketika Nabi berusia 25 tahun dilamar oleh saudagar wanita yang kaya
raya yang telah lama menjada, Khadijah. Yang usianya pada saat itu 40 tahun.
Dalam masa selanjutnya Khadijah adalah wanita pertama yang masuk islam dan
banyak membantu nabi dalam menyebarkan agama islam. Perkawinan bahagia dan
saling mencintai itu dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri
yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum. Nabi muhammad tidak
menikah lagi sampai Khadijah meninggal dunia ketika muhammad berusia 50 tahun.
C.
Misi
Nabi Muhammad S.A.W.
kehidupan masyarakat arab secara
sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah, perbudakan, mabuk,
perzinaan, eksploitasi ekonomi dan perang antar suku menjadi karakter perilaku
mereka.[5] Situasi
chaos semacam ini berlangsung sejak para pendahulu mereka mendiami negeri
tersebut. Dari aspek kepercayaan orang-orang Mekah adalah para penyembah
berhala. Tidak kurang dari 300 berhala yang mereka anggap sebagai tuhan atau
pelindung manusia. Berangkat dari kondisi inilah dalam sejarah dicatat bahwa
Muhammad sering kontemplasi (uzlah), untuk mendapatkan suatu jawaban apa
dan bagaimana seharusnya membangun kehidupan masyarakat arab. Setelah melalui
proses kontemplasi yang cukup lama,
tepatnya di Gua Hira, akhirnya Muhammad mendapat suatu petunjuk dari Allah
melalui malaikat Jibril untuk mengubah masyarakat arab mekah. Dari sinilah awal
sejarah penyebaran dan perjuangan nabi muhammad s.a.w. dalam menegakkan ajaran
islam di mulai.
Nabi muhammad adalah orang yang membawa
doktrin teologis sekaligus membawa doktrin politis[6].
Doktrin teologis adalah doktrin yang menekankan subtansi moral dan
mempersatukan ideal moral manusia dengan ideal moral tuhan tanpa melakukan
perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut,
sedangkan doktrin teologis politis adalah doktrin yang mengedepankan ajakan
moral sekaligus berusaha melakukan perubahan sistem untuk menata
intitusi-intitusi sosial dan politik. Nabi Muhammad selain mengajarkan nilai-nilai
islam yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat aksentis (keakhiratan), juga
berusaha beserta umatnya menata kekuatan untuk mengambil alih peran
kepemimpinan dan pemerintahan orang-orang Quraisy, peran ini sangat dominan
terutama pada saat nabi berada di madinah. Yang intinya Nabi Muhamad di utus ke
permukaan bumi untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia.
D. Peradaban Pada Masa Rasulullah S.A.W.
Peradaban atau kebudayaan pada masa
Rasullah S.A.W. yang paling dahsyat adalah perubahan sosial.[7]
Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang
beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa
Nabi dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah
bimbingan wahyu. Antara lain:
1. Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan
bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti di suatu tempat, maka Rasulullah
memerintahkan agar di tempat itu di bangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta
dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan memindahkan batu batu Masjid
itu dengan tanganya sendiri. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis.
Tiang masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah
daun kurma. Adapun kamar kamar isteri beliau di buat disamping masjid. Tatkala
pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan
Syawal. Sejak saat itulah, Yatsrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau Madinah
Al Munawarah. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam masjid
ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun
perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang mempersatukan mereka.
2. Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin Dan Anshar
Rasulullah
mempersaudarakan diantara kaum Muslimin dan Anshar. Mereka kemudian membagikan
rumah yang mereka miliki, bahkan juga isteri-isteri dan harta mereka.
Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraa yang berdasarkan
keturunan. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah kesatuan
yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan
kabilah.
3. Kesepakatan Untuk Saling Membantu Antara Kaum Muslimin Dan Non
Muslimin
Di
madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum Muslimin, orang-orang arab,
serta kaum non muslimin, dan orang-orang yahudi ( Bani Nadhir, Bani Quraizhah,
dan Bani Qainuqa). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk
terjaminya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana
saling membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.
4. Peletakan Asas-Asas Politik, Ekonomi, Dan Sosial
Islam adalah agama dan sudah
sepantasnya jika didalam negara diletakan dasar-dasar islam, maka turunlah
ayat-ayat Al Qur’an pada periode ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi
tersebut sebagaimana di jelaskan oleh Rasulullah dengan perkataan dan
tindakannya. Hiduplah kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh
dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada
solidaritas yang erat di antara anggota masyarakatnya. Dengan demikian berarti
bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasullulah dengan
asas-asasnya yang abadi.[8]
Secara
sistematik, proses peradaban yang dilakukun oleh Nabi pada masyarakat
islam adalah: pertama, Nabi Muhammad S.A.W. mengubah nama Yatsrib menjadi
madinah di Yatsrib ( Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau Madinah
Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi
perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad S.A.W. yaitu
membentuk suatu Masyarakat yang tertib, maju, dan berperadaban.
Kedua, membangun Masjid. Masjid bukan
hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga menjadi sarana
penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan
masalah-masalah yang di hadapi. Di samping itu, Masjid juga menjadi pusat
kegiatan pemerintahan.
Ketiga, Nabi Muhammad S.A.W. membentuk
kegiatan Mu’akahat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin orang-orang yang hijrah dari mekah ke
Yatsrib) dengan Anshar (orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan
Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum Muslimin
dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan.
Keempat, membentuk persahabatan dengan
pihak-pihak lain yang tidak beragama islam.
Kelima, Nabi Muhammad S.A.W. membentuk
pasukan tentara untuk mengantisipasi ganguan-ganguan yang di lakukan oleh
musuh. Munawir Syadzali menguraikan bahwa dasar-dasar kenegaraan yang terdapat
dalam piagam madinah adalah: pertama, umat Islam merupakan satu komunitas (Umat)
meskipun berasal dari suku yang beragam. Kedua, hubungan antara sesama anggota
komunitas islam dengan komunitas-komunitas lain di dasarkan atas prinsip-prinsip
sebagai berikut:[9]
a.
Bertetangga
yang baik,
b.
Saling
membantu dalam menghadapi musuh bersama,
c.
Membela
mereka yang dianiaya,
d.
Saling
menasehati dan,
e.
Menghormati
kebebasan beragama.
0 komentar:
Posting Komentar