Rabu, 23 Mei 2018

Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sejarah Dan Peradaban
         Sejarah dalam bahasa arab, Tarikh atau History (inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.[1] Para ahli banyak mendifinisikan arti sejarah itu yang kesemuanya itu berintikan pada kejadian yang telah terjadi pada masa lalu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Sedangkan menurut abd. Rahman as-sakhawi bahwa sejarah itu adalah seni yang berkaitan dengan serangkaian anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa. Secara teknis, formula Nisar Ahmad Faruqi menjelaskan formula yang digunakan dikalangan sarjana barat bahwa sejarah terdiri atas ( man + time + space =history ).
         Sedangakan peradaban adalah kemajuan (kecerdasan, kebudayaan ) lahir batin, hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa.[2] Peradaban islam adalah terjemahan dari kata arab Al-Hadharah Al Islamiyah. Kata arab ini sering juga di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan islam. Kebudayaan dalam bahasa arab adalah Al-Tsaqafah. Masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “ kebudayaa”  dan  “peradaban”. Dalam perkembagan ilmu antropologi sekarang  kedua istilah itu di bedakan. Kebudayan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan tekhnologi.[3]
          Landasan peradaban islam adalah kebudayan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan islam adalah agama. Jadi, dalam islam, tidak seperti pada masyarakat yang meganut agama bumi, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari tuhan.
          Jadi, sejarah peradaban islam adalah kejadiaan atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang merupakan kemajuan dan keberhasilan dalam membangun  kecerdasan suatu bangsa  yang di pelopori oleh orang orang islam pada masanya.
B.     Riwayat Hidup Nabi Muhammad S.A.W
 Nabi Muhammad Saw. Adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang          berkuasa dalam suku Quraisy. Ayahnya be  rnama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku quraisy yang besar pengaruhya. Ibunya adalah Aminah Binti Wahab dari bani Zuhrah. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan nama tahun Gajah (570 M).[4] Dinamakan demikian, karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi ( Ethiopia), dengan menungang gajah menyerbu Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah.
Muhamad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya abdullah meniggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyah dari suku Banu Sa’ad. Dalam asuhanya Nabi Muhammad besarkan sampai usia enam tahun ketika di kembalikan kepada ibunya. Pada usia 6 tahun ibunya Aminah wafat ketika hendak menziarahi makam suaminya di madinah, di desa abwa’ madinah. Kemudian nabi di asuh oleh kakek nya Abdul Muthalib, kurang lebih dua tahun bersama kakek nya Abdul Muthalib wafat karena sudah tua renta. Kemudian di asuh oleh pamannya Abu Thalib, dalam usia muda nabi hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah.
Ketika Nabi berusia 25 tahun dilamar oleh saudagar wanita yang kaya raya yang telah lama menjada, Khadijah. Yang usianya pada saat itu 40 tahun. Dalam masa selanjutnya Khadijah adalah wanita pertama yang masuk islam dan banyak membantu nabi dalam menyebarkan agama islam. Perkawinan bahagia dan saling mencintai itu dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum. Nabi muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal dunia ketika muhammad berusia 50 tahun.



C.     Misi Nabi Muhammad S.A.W.         
          kehidupan masyarakat arab secara sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah, perbudakan, mabuk, perzinaan, eksploitasi ekonomi dan perang antar suku menjadi karakter perilaku mereka.[5] Situasi chaos semacam ini berlangsung sejak para pendahulu mereka mendiami negeri tersebut. Dari aspek kepercayaan orang-orang Mekah adalah para penyembah berhala. Tidak kurang dari 300 berhala yang mereka anggap sebagai tuhan atau pelindung manusia. Berangkat dari kondisi inilah dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad sering kontemplasi (uzlah), untuk mendapatkan suatu jawaban apa dan bagaimana seharusnya membangun kehidupan masyarakat arab. Setelah melalui proses  kontemplasi yang cukup lama, tepatnya di Gua Hira, akhirnya Muhammad mendapat suatu petunjuk dari Allah melalui malaikat Jibril untuk mengubah masyarakat arab mekah. Dari sinilah awal sejarah penyebaran dan perjuangan nabi muhammad s.a.w. dalam menegakkan ajaran islam di mulai.
        Nabi muhammad adalah orang yang membawa doktrin teologis sekaligus membawa doktrin politis[6]. Doktrin teologis adalah doktrin yang menekankan subtansi moral dan mempersatukan ideal moral manusia dengan ideal moral tuhan tanpa melakukan perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut, sedangkan doktrin teologis politis adalah doktrin yang mengedepankan ajakan moral sekaligus berusaha melakukan perubahan sistem untuk menata intitusi-intitusi sosial dan politik. Nabi Muhammad selain mengajarkan nilai-nilai islam yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat aksentis (keakhiratan), juga berusaha beserta umatnya menata kekuatan untuk mengambil alih peran kepemimpinan dan pemerintahan orang-orang Quraisy, peran ini sangat dominan terutama pada saat nabi berada di madinah. Yang intinya Nabi Muhamad di utus ke permukaan bumi untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia.


D.    Peradaban Pada Masa Rasulullah S.A.W.
       Peradaban atau kebudayaan pada masa Rasullah S.A.W. yang paling dahsyat adalah perubahan sosial.[7] Suatu perubahan mendasar dari masa kebobrokan moral menuju moralitas yang beradab. Dalam tulisan Ahmad Al-Husairy, diuraikan bahwa peradaban pada masa Nabi dilandasi dengan asas-asas yang diciptakan sendiri oleh Muhammad di bawah bimbingan wahyu. Antara lain:
1.      Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti di suatu tempat, maka Rasulullah memerintahkan agar di tempat itu di bangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan memindahkan batu batu Masjid itu dengan tanganya sendiri. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun kamar kamar isteri beliau di buat disamping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal. Sejak saat itulah, Yatsrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau Madinah Al Munawarah. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang mempersatukan mereka.
2.      Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin Dan Anshar
Rasulullah mempersaudarakan diantara kaum Muslimin dan Anshar. Mereka kemudian membagikan rumah yang mereka miliki, bahkan juga isteri-isteri dan harta mereka. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat daripada hanya persaudaraa yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah.
3.      Kesepakatan Untuk Saling Membantu Antara Kaum Muslimin Dan Non Muslimin
Di madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum Muslimin, orang-orang arab, serta kaum non muslimin, dan orang-orang yahudi ( Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk terjaminya sebuah keamanan dan kedamaian. Juga untuk melahirkan sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.
4.      Peletakan Asas-Asas Politik, Ekonomi, Dan Sosial
         Islam adalah agama dan sudah sepantasnya jika didalam negara diletakan dasar-dasar islam, maka turunlah ayat-ayat Al Qur’an pada periode ini untuk membangun legalitas dari sisi-sisi tersebut sebagaimana di jelaskan oleh Rasulullah dengan perkataan dan tindakannya. Hiduplah kota Madinah dalam sebuah kehidupan yang mulia dan penuh dengan nilai-nilai utama. Terjadi sebuah persaudaraan yang jujur dan kokoh, ada solidaritas yang erat di antara anggota masyarakatnya. Dengan demikian berarti bahwa inilah masyarakat Islam pertama yang dibangun Rasullulah dengan asas-asasnya yang abadi.[8]
    Secara sistematik, proses peradaban yang dilakukun oleh Nabi pada masyarakat islam adalah: pertama, Nabi Muhammad S.A.W. mengubah nama Yatsrib menjadi madinah di Yatsrib ( Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau Madinah Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad S.A.W. yaitu membentuk suatu Masyarakat yang tertib, maju, dan berperadaban.
     Kedua, membangun Masjid. Masjid bukan hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum Muslimin dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah yang di hadapi. Di samping itu, Masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan.
      Ketiga, Nabi Muhammad S.A.W. membentuk kegiatan Mu’akahat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin  orang-orang yang hijrah dari mekah ke Yatsrib) dengan Anshar (orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum Muslimin dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan.
     Keempat, membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam.
     Kelima, Nabi Muhammad S.A.W. membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi ganguan-ganguan yang di lakukan oleh musuh. Munawir Syadzali menguraikan bahwa dasar-dasar kenegaraan yang terdapat dalam piagam madinah adalah: pertama, umat Islam merupakan satu komunitas (Umat) meskipun berasal dari suku yang beragam. Kedua, hubungan antara sesama anggota komunitas islam dengan komunitas-komunitas lain di dasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:[9]
a.       Bertetangga yang baik,
b.      Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama,
c.       Membela mereka yang dianiaya,
d.      Saling menasehati dan,
e.       Menghormati kebebasan beragama.




          [1]. Nisa Ahmed Faruqi. Early Muslim Historiography, Delhi: Idarah Adabiyati, 1979, hlm. 3.
          [2].Tim Redaksi. Kamus Besar Bahasa Indonsia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, hlm. 7.
          [3]. Effat Al Sharqawi. Fisafat Kebudayaan Islam, Bandung: Penerbit Pustaka, 1986, Hlm 5.
          [4] . Muhammad Husain Haekal. Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Litera Antarnusa, 1990, cet.12, hlm 49.
          [5] . Syed Mahmudun Nasir. Islam Its Conceps And History, New Delhi: Lahoti, 1981, hlm. 87.
         [6]. Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008. hlm. 62.
         [7]. Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban…, hlm. 62.
         [8]. Sejarah Peradaban…, hlm. 64.
         [9]. Dedi Supriyadi.Sejarah Peradaban…, hlm. 65.

0 komentar:

Posting Komentar